Pasar Tradisional di Ujung Tanduk, Aktivis Gelar Aksi

Written By bopuluh on Rabu, 13 Februari 2013 | 20.47

YOGYAKARTA

Pasar Tradisional di Ujung Tanduk, Aktivis Gelar Aksi

Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Kamis, 14 Februari 2013 | 11:36 WIB

KOMPAS.com/ WIJAYA

Puluhan aktivis Sekolah Pasar menggelar aksi di depan Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (14/2/2013).

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -  "Antara ada dan tiada". Inilah gambaran nasib pasar rakyat. Dominasi pasar modern sudah sangat mengkhawatirkan, akibatnya ribuan warung tradisional di pasar rakyat bangkrut, omzet ribuan pedagang pun anjlok.

Menyikapi ekspansi besar-besaran itu, puluhan aktivis Sekolah Pasar menggelar aksi di depan Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (14/2/2013). Aksi yang diberi tema "Selamatkan Pasar Rakyat, Saatnya Menjadi Tuan di Pasar Sendiri" ini di mulai pukul 09.00 WIB dan ikuti oleh puluhan aktivis peduli pasar rakyat.

Dalam aksinya para aktivis membawa keranda sebagai simbol keprihatinan atas dominasi pasar modern yang perlahan-lahan mematikan pasar rakyat. Koordinator aksi Awan Santosa mengatakan aksi ini sebagai salah satu bentuk penyelamatan pasar rakyat dari dominasi pasar modern.

"Keadaan pasar tradisional sudah bisa dibilang kritis, semua aspek perdagangan sudah didominasi oleh pasar modern dengan pemilik modal besar (asing). Akibatnya, ratusan pasar rakyat di kota-kota besar tak mampu lagi beroperasi normal dan nasib pedagang kecil terancam," kata Awan.

Awan menjelaskan, dominasi pasar modern jelas merusak nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan sebagai pondasi perekonomian nasional. Selain itu, pasar modern juga merusak budaya produktif Bangsa Indonesia. |

"Budaya produktif semakin hilang dan budaya konsumerisme yang semakin hidup. Inilah penyebab terjadinya ketimpangan, pemicu keresahan dan konflik sosial," tegas Awan.

Demi menyelamatkan pasar rakyat, sekolah rakyat mengajak masyarakat untuk membeli produk lokal dan menolak regulasi yang liberal-kapitalistik seperti RUU Perdagangan dan UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

"Dengan menolak RUU Perdagangan tersebut kita bisa menekan laju ekspansi dan dominasi pemodal besar yang menelikung pasar rakyat dan koperasi rakyat," ujar Awan.

Editor :

Glori K. Wadrianto


Anda sedang membaca artikel tentang

Pasar Tradisional di Ujung Tanduk, Aktivis Gelar Aksi

Dengan url

http://lovingmothertochild.blogspot.com/2013/02/pasar-tradisional-di-ujung-tanduk.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pasar Tradisional di Ujung Tanduk, Aktivis Gelar Aksi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pasar Tradisional di Ujung Tanduk, Aktivis Gelar Aksi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger