Kiat Memilih Rekan "Traveling" yang Cocok

Written By bopuluh on Sabtu, 23 Februari 2013 | 20.47

KOMPAS.com – Urusan traveling tak lepas dari siapa yang menjadi rekan seperjalanan. Umumnya, seseorang melakukan perjalanan wisata dengan teman, keluarga, atau pasangan. Belakangan, dengan semakin banyaknya komunitas traveling, perjalanan pun kerap dilakukan dengan orang yang sebelumnya tak dikenal.

Masalahnya, walaupun kenal, tak selalu orang tersebut cocok menjadi rekan seperjalanan wisata. Misalnya, Anda cocok saat bekerja bersama seorang kolega kantor. Tetapi, bisa jadi situasinya akan berbeda jika Anda harus menghabiskan beberapa hari bersamanya.

"Saya doyan nyobain makanan. Dia sebisa mungkin makan di hostel atau paling hanya beli cemilan, kalau perlu nggak makan lagi sampai malam. Intinya dia itu nggak doyan makan dan pilih-pilih makanan," tutur Diana asal Jakarta menceritakan pengalamannya saat berlibur ke luar negeri bersama teman kantor.

Kelanjutan cerita Diana pun mudah ditebak, suasana perjalanan pun jadi tidak enak karena tidak cocok dalam hal memilih tempat makan. Nah, jika tak mau hal ini terjadi, pintar-pintarlah mencari rekan perjalanan. Berikut kiat sederhana mencari tahu sejauh mana kecocokan Anda dengan calon rekan perjalanan.

Cara merencanakan perjalanan. Coba perhatikan bagaimana cara rekan Anda merencanakan perjalanan. Apakah ia tipikal yang tak punya rencana dan lihat nanti saja. Sementara Anda tipikal yang merencanakan perjalanan secara detail.

Perbedaan ini bisa jadi masalah saat sudah memulai perjalanan. Tak masalah jika ia termasuk orang yang pasrah dan menyerahkan semuanya pada Anda. Namun, akan membingungkan jika ia senang merubah rencana di detik-detik terakhir. Atau, tak mau mengikuti rencana yang telah dibikin sebelumnya.

Pastikan sebelum berangkat, Anda dan rekan sudah tahu mau ke mana saja. Biarkan ia benar-benar tahu secara detail rencana perjalanan, mulai dari tempat yang akan dikunjungi per harinya maupun aktivitas yang akan dilakukan.

Jika ada yang ia tak sukai, maka segera rundingkan penggantinya. Akali juga dengan menyediakan satu hari atau setengah hari untuk waktu bebas. Saat waktu bebas ini, biarkan ia berkelana sendiri, pun Anda jalan-jalan sendiri. Atur waktu untuk kembali bertemu saat makan malam.

Cara mengatur bujet. Anda tipikal yang hemat uang, sementara rekan Anda tak segan mengeluarkan uang banyak. Jika bisa saling menyesuaikan tak akan menjadi masalah. Pun jika si rekan mau mentraktir Anda.

Masalah jika ia tak bisa menginap di penginapan murah yang sederhana, malah maunya di hotel berbintang lima. Sementara secara bujet, Anda tak mampu menginap di hotel berbintang lima. Pun ia tak mau menanggung semua biaya penginapan.

Begitu pula soal mengatur uang untuk makan. Ia bisa boros makan di restoran mewah sementara Anda hanya sanggup makan di warung pinggir jalan. Oleh karena itu, pastikan sebelum memilih rekan perjalanan, katakan dengan jujur bujet yang Anda miliki dan semampu apa Anda membiayai perjalanan.

Jangan sampai di perjalanan Anda bertengkar terus soal uang. Pastikan bahwa ini perjalanan milik bersama, sehingga untuk ongkos penginapan, makan, dan beberapa biaya lainnya, haruslah dibayar berdua.

Pilihan makanan. Ingat cerita Diana di atas? Cari tahun pola makan rekan perjalanan Anda. Penting juga untuk mengetahui makanan yang tidak ia sukai maupun alergi makanan yang ia derita. Utarakan pula apa yang menjadi kegemaran, makanan tak disukai, makanan yang tak boleh Anda makan, sampai alergi makanan yang Anda derita.

Jangan sampai Anda baru mengetahui hal-hal ini saat sudah di perjalanan. Terlalu lama berdebat soal akan makan apa dan di mana hanya membuat pertengkaran semakin membesar, apalagi dalam kondisi lapar. Penting pula untuk mengetahui kira-kira wisata kuliner apa yang akan diincar saat berwisata nantinya.

Bisa masalah jika Anda baru mengetahui rekan perjalanan Anda adalah seorang vegetarian, sementara Anda tak doyan sayur. Kompromikan dengan membeli makanan siap saji yang bisa dibawa pulang dan makan bersama di bangku taman.

Ketahui pula sejauh mana bujet maupun kesensitifan perut rekan Anda. Bisa masalah jika dia termasuk yang tak bisa jajan sembarangan, sementara bujet Anda hanya cukup untuk makan di warung pinggir jalan.

Pilihan transportasi. Tak semua orang mampu naik kapal atau perjalanan darat yang lama. Ada orang-orang yang mudah mabuk perjalanan. Pun, tak semua orang sanggup berlama-lama di dalam bus, yang berujung dengan Anda akan mendengar keluhan terus menerus.

Oleh karena itu, diskusikan sebelum berangkat transportasi yang akan dipilih untuk menuju tempat-tempat wisata yang akan Anda kunjungi. Hal ini penting dilakukan karena tentu Anda tak mau buang waktu dengan berdebat saat Anda ingin naik taksi, sementara rekan Anda maunya naik bus.

Pilihan aktivitas.
Anda penyuka museum, sementara rekan Anda tak suka sejarah. Anda senang petualangan yang memacu adrenalin, sementara ia malah takut ketinggian ataupun tak bisa berenang. Oleh karena itu, penting untuk saling mengetahui jenis kesukaan wisata.

Lalu utarakan tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Jika ada yang tak cocok, maka Anda dan rekan bisa jalan sendiri-sendiri terlebih dahulu dan melakukan aktivitas yang masing-masing sukai, baru kemudian bertemu kembali, misalnya saat jam makan malam.

Bisa juga berkompromi dalam hal mengatur tempat atau aktivitas yang akan dikunjungi maupun lakukan. Misalnya Anda yang suka museum, setelah mengunjungi museum baru kemudian pergi ke pantai yang rekan Anda sukai.

Penting juga untuk merencanakan aktivitas di malam hari. Ada orang-orang yang tipikalnya saat malam langsung ingin beristirahat di hotel. Ada pula, yang menganggap saat berwisata, malam hari harus dihabiskan untuk berjalan-jalan.

Atur waktu agar Anda tetap bisa menikmati hari misalnya dengan mengunjungi atraksi malam. Namun tak sampai larut malam agar Anda bisa mendapatkan istirahat yang panjang sebelum beraktivitas kembali di pagi hari.

Bisa juga misalnya rekan Anda ingin mengunjungi kelab malam dan "melantai" sampai pagi. Maka pilih waktu di malam terakhir. Jika pesawat Anda berangkat tak terlalu pagi, Anda masih ada waktu untuk beristirahat di pagi hari sebelum menuju bandara untuk pulang.

Pola dan gaya tidur. Saat tertidur, Anda mendengkur dengan suara kencang. Sementara rekan Anda tak bisa tidur jika ada suara ribut. Atau, Anda tak bisa tidur dengan lampu menyala, sedangkan rekan Anda malah tak bisa tidur dengan keadaan gelap gulita.

Jika Anda dan rekan akan berbagi kamar hotel yang sama, penting untuk mengetahui pola tidur masing-masing. Ingatlah, saat tidur adalah satu-satunya waktu untuk Anda dan rekan benar-benar beristirahat. Jadi, kualitas tidur pun harus terjaga.

Kenali juga kebiasaan bangun. Akan menjadi masalah jika Anda tipikal yang bangun pagi dan ingin langsung beraktivitas di pagi hari. Sementara rekan Anda biasa bangun siang dan baru siap untuk jalan setelah makan siang.

Kepribadian dan kebiasaan. Anda tipikal yang senang mengobrol, sementara rekan Anda pendiam. Jika ia merasa terganggu, Anda cukup berkenalan dengan orang-orang yang Anda temui untuk menjadi teman berbicara.

Perhatikan pula kebiasaan dan cara berbicara. Akan menjadi susah jika Anda termasuk orang yang sensitif sementara rekan Anda orang yang ceplas-ceplos dan suka menyuruh.  

Pun akan masalah jika rekan Anda termasuk orang yang berantakan padahal Anda orang yang serba rapi. Tentu Anda tak mau stres melihat celana dalam dan pakaian yang bertebaran tak karuan di kamar hotel.

Punya pengalaman mendapatkan rekan perjalanan yang tak cocok dengan Anda? Bagi pengalaman Anda dalam kolom komentar di bawah ini atau melalui twitter Kompas Travel di @KompasTravel.


Anda sedang membaca artikel tentang

Kiat Memilih Rekan "Traveling" yang Cocok

Dengan url

http://lovingmothertochild.blogspot.com/2013/02/kiat-memilih-rekan-yang-cocok.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kiat Memilih Rekan "Traveling" yang Cocok

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kiat Memilih Rekan "Traveling" yang Cocok

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger