Mappasitandu Tedong yang digelar selama sepekan ini sengaja digelar di sebuah lembah agar warga yang menonton tradisi adu kerbau ini bisa menyaksikan kerbau jagoan mereka bertarung dengan aman.
Aksi kejar-kejaran kerbau yang kalah hingga ke tengah kerumunan penonton di sekeliling arena, kerap melukai warga dan merusak apa saja termasuk kendaraan yang diparkir di sekitar arena. Meski membahayakan, namun warga tetap antusias menyaksikan hiburan tradisonal yang tetap lestari di Bumi Kondosapata Mamasa ini.
Mappasitandu Tedong ini menjadi rangkaian tradisi Rambu Solo atau pesta kematian yang digelar keluarga besar Pualiling, salah satu tokoh masyaraat dan tokoh adat Mamasa, sebelum puncak acara yang digelar selama sepekan.
Puluhan ekor kerbau jagoan yang sengaja dilatih pemiliknya untuk menjuarai festival tradisional ala warga Mamasa ini. Bagi warga Mamasa memiliki kerbau jago bertarung di arena yang selalu menyedot perhatian warga ini, adalah sebuah kebanggaan.
Eko Mulyono pualiling, salah seorang keluarga besar almarhum Pualiling yang mengelar tradisi Mappsitandu Tedong ini menyebutkan tradisi ini digelar turun temurun terutama saat ada acara pesta kematian rambu solo.
Kerbau bernilai puluhan juta rupiah ini diadu dalam Festival Amppasitandu Tedong sebelum disemebelih untuk menjamu ribuan tamu yang datang.
Editor : Glori K. Wadrianto
Anda sedang membaca artikel tentang
Mappasitandu Tedong, Tontonan Adu Kerbau Nan Mendebarkan
Dengan url
http://lovingmothertochild.blogspot.com/2013/08/mappasitandu-tedong-tontonan-adu-kerbau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mappasitandu Tedong, Tontonan Adu Kerbau Nan Mendebarkan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mappasitandu Tedong, Tontonan Adu Kerbau Nan Mendebarkan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar