JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana membenarkan mayoritas lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia kejam. Pernyataan itu disampaikan Denny, saat diminta responsnya atas pengakuan Rachel Dougall (40), seorang terpidana kasus narkoba yang menceritakan kekejaman di Lapas Kerobokan, Bali.
"Hampir semua Lapas di Indonesia memiliki problem serupa," kata Denny kepada Kompas.com, di Gedung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, di Jakarta, Senin (29/7/2013).
Saat ditanya mengenai efektivitas dari inspeksi mendadak yang kerap dilakukannya, Denny tak menjawabnya.
Lapas Kerobokan kejam
Sebelumnya, pernyataan mengejutkan datang dari Rachel, terpidana kasus penyelundupan kokain senilai 1,6 juta poundsterling atau sekitar Rp 25 miliar. Warga negara Inggris ini ditahan di Lapas Kerobokan, Bali. Seusai bebas pada 27 Juli 2013 kemarin, Rachel pun bercerita mengenai kehidupannya selama di Lapas yang disebutnya sebagai hotel 'K' tersebut.
Meringkuk di lantai dengan alas tikar tipis di penjara Bali, Rachel juga bercerita tidak bisa berbuat banyak, kecuali menutupi wajahnya saat seorang wanita teman satu sel kerap menyiksanya dengan tendangan dan pukulan. Pengakuan Rachel ini diceritakannya lewat Daily Mail.
Penyiksaan itu, kata Rachel, adalah yang pertama dari beberapa pemukulan yang dialaminya di dalam Lapas yang menurutnya terkenal kotor.Selama di dalam hotel prodeo, Rachel juga mengalami gangguan mental setelah dikurung dengan pecandu narkoba, tahanan HIV-positif, dan lesbian agresif secara seksual. Dia menderita kudis dan mengatakan hampir meninggal karena pneumonia, menghabiskan satu minggu di rumah sakit.
Bagi Rachel, mungkin sulit untuk bersimpati dengan seorang wanita yang dituduh mencoba menyelundupkan 4,7 kilogram kokain dari Bangkok ke Bali, meskipun hukumannya karena tuduhan kecil atas kegagalannya melaporkan kejahatan.
Selain membongkar praktik kekerasan di dalam Lapas, Rachel juga mengkritik pemerintahan Indonesia yang dinilainya sangat munafik. Hal itu dikatakan Rachel saat melihat sekelompok regu tembak yang menembak mati terpidana kasus narkoba, sementara zat seperti sabu dan kokain dapat digunakan bebas dalam sistem penjara.
"Sebagian besar perempuan di sana memakai obat-obatan hampir setiap hari. Jika Anda punya uang, penjaga akan memberikan apa pun yang Anda inginkan. Narapidana di penjara pria bahkan dapat membayar pelacur untuk kunjungan semalam ke selnya," ujar Rachel.
Pengalaman pahit lainnya yang pernah dialami Rachel di dalam Lapas Kerobokan adalah saat dirinya dikejar-kejar oleh seorang lesbian agresif. Diminta berdandan kemudian menari telanjang.
"Sementara wanita lain tertawa dan mendorong-dorong tubuhku. Aku merasa terhina," kata Rachel.
Kehidupan yang buruk dan tidak pernah diharapkan sebelumnya di dalam Lapas Kerobokan, membuat warga negara Inggris ini enggan kembali lagi ke Bali.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Anda sedang membaca artikel tentang
Kata Denny, Mayoritas Lapas di Indonesia Kejam
Dengan url
http://lovingmothertochild.blogspot.com/2013/07/kata-denny-mayoritas-lapas-di-indonesia.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kata Denny, Mayoritas Lapas di Indonesia Kejam
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kata Denny, Mayoritas Lapas di Indonesia Kejam
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar