LONDON, KOMPAS.com - Mengabaikan latar belakang sejarah yang lekat dengan sebuah situs proyek properti tak hanya terjadi di Indonesia, juga di Inggris. Padahal negeri ini terkenal memiliki peradaban tinggi dan hormat akan segala hal berbau histori.
Deptford ini merupakan kawasan yang memiliki unsur sejarah yang luar biasa, lebih dari proyek manapun yang pernah saya kerjakan selama karir saya. Oleh karena itu kami harus menciptakan skema ketat untuk menjaga keseimbangan.
-- Terry Farrells
Itulah mengapa, Convoys Wharf yang menempati area seluas 18,6 Hektar, mengalami kritik bertubi-tubi dari publik Inggris, Dewan Arkeolog maupun parlemen. Karena dalam rancangan induk (master plan) awal yang dikerjakan Aedas, sama sekali tidak mengindahkan situs sejarah bekas galangan kapal pada jaman Raja Henry VIII itu, Taman Air Raleigh River Gardens peninggalan Sir Walter Raleigh serta pergudangan Olympia yang dibangun pada 1840-an. Sehingga mega proyek ini harus tertunda sekian lama.
Tak ingin menjadi bulan-bulanan kritik dan dimusuhi publik, Hutchison Whampoa Property, pengembang Convoys Wharf yang berbasis di Hong Kong, ini pun kemudian menunjuk perencana induk anyar. Terpilihlah Terry Farrells di awal 2012. Terry kemudian melakukan transformasi total atas proyek besar di Deptford, bagian tenggara London.
Menurut situs www.dbonline.co.uk rencana anyar yang diajukan Terry meliputi 3.500 hunian vertikal dalam beberapa gedung setinggi 48 lantai, 3 area parkir publik, 12.000 meter persegi ruang komersial dan 10.000 m2 ruang seni budaya. Raleigh River Gardens dan pergudangan Olympia akan direvitalisasi. Dengan fokus pada situs sejarah, rancangan baru tersebut akan menjadi isu utama yang diharapkan dapat membantu para pelobi mempengaruhi dewan kota.
"Deptford ini merupakan kawasan yang memiliki unsur sejarah yang luar biasa, lebih dari proyek manapun yang pernah saya kerjakan selama karir saya. Oleh karena itu kami harus menciptakan skema ketat untuk menjaga keseimbangan yang benar antara menghormati dan merayakan warisan budaya dengan membangun rumah baru dan penciptaan lapangan pekerjaan yang banyak," ujar Farrells.
Rancangan Convoys Wharf ini mengemuka tahun lalu dan memicu sensitifitas sejarah, karena Aedas mengabaikannya. Dewan Arkeologi Inggris (The Council for British Archaeology) memberikan stempel "menakutkan" untuk proyek ini.
"Ini adalah pengembangan residensial dengan profit yang maksimal. Ini terlalu besar," tutur Willi Richards, pendiri kelompok pelobi. Meskipun begitu Richards yakin rencana ini selangkah lebih maju dibanding proposal Aedas yang mengabaikan latar belakang sejarah situs proyek ini. Apalagi jumlah hunian yang akan dibangun dalam proyek ini sangat banyak.
Anda sedang membaca artikel tentang
Setelah Tertunda Lama, Convoys Wharf Direvisi
Dengan url
http://lovingmothertochild.blogspot.com/2013/05/setelah-tertunda-lama-convoys-wharf.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Setelah Tertunda Lama, Convoys Wharf Direvisi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Setelah Tertunda Lama, Convoys Wharf Direvisi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar